Pilkada Jakarta Itu Anomali

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMuYpjs-gyrCtwns14fCXWvlNcfeTuU0ePXDBjISm7xgefak7quW10bWU6OWmA-qJvFYaisphvMhoIWo4BaYFEfH7cKtOP5Xlh0Xeo3JBeg66zWANvyPXTMIVpLzXCrOY4B2k7TvLprzN4/s1600/arnap+3.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="223" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMuYpjs-gyrCtwns14fCXWvlNcfeTuU0ePXDBjISm7xgefak7quW10bWU6OWmA-qJvFYaisphvMhoIWo4BaYFEfH7cKtOP5Xlh0Xeo3JBeg66zWANvyPXTMIVpLzXCrOY4B2k7TvLprzN4/s320/arnap+3.jpg" width="320" /></a></div> Tahun 2011 Ahok yg saat itu menjabat anggota komisi II DPR RI dari Partai Golkar mengadu nasib dgn mencalonkan diri menjadi calon Gubernur DKI dari jalur perseorangan bersama 2 cagub perseorangan lainnya yaitu Faisal Basri dan Hendarman Soepandji. Dari 3 calon perseorangan itu, hanya Ahok yg tidak lolos verifikasi karena KTP dukungan tidak mencapai 100.000.<br /><br /> Gagal dari jalur perseorangan akhirnya Ahok pindah ke Partai Gerindra lalu menjadi Calon Wakil Gubernur Jokowi yg di usung PDI Perjuangan.<br /><br /> Antara Januari ke Febuari 2012, Survey awal Jokowi - Ahok hanya 6,5% berbanding jauh dengan calon Petahana Fauzi Bowo - Nara yg saat itu Survey nya diatas 70%.<br /><br /> Tanggal 19 Maret 2012 Jokowi dan Ahok yang survey nya masih di bawah 10% mendaftarkan diri ke KPU dengan di usung oleh PDI Perjuangan dan Partai Gerindra.<br /><br /> Tanggal 8 April 2012 Lingkaran Survey Indonesia merilis hasil Survey yang mengunggulkan Fauzi Bowo - Nara 49,1% dan Jokowi - Ahok 14,4%<br /><br /> Menyadari selisih survey yg sangat besar maka PDI Perjuangan dan Gerindra beserta relawan berjuang mati matian untuk memutar balik hasil survey itu melawan 2 calon perseorangan, Fauzi Bowo yg didukung 7 partai, Alex Nurdin yg di dukung 11 partai serta Hidayat Nurwahid yg didukung PKS.<br /><br /> 11 Juli 2012 pilkada DKI dilaksanakan dan hasil penghitungan suara Jokowi - Ahok mendapat 1.187.157 suara atau 34,05% dan Fauzi Bowo mendapat 1.476.648 atau 42.60% , sementara Calon perseorangan Faisal Basri 215.935 suara atau 4,98% dan Hendarji memperoleh 85.990 suara atau 1,98% sementara Alex Nurdin yg didukung 11 Partai hanya dapatkan 202.643 suara atau 4,67% dan Hidayat Nurwahid 508.113 suara atau 11,72%<br /><br /> Perolehan itu mengejutkan hampir semua lembaga Survey yg umumnya menghitung Jokowi - Ahok kalah dari Fauzi Bowo - Nara. Sekitar 90% pengamat dan lembaga survey menyebut hasil Pilkada DKI Juli 2012 adalah Anomali.<br /><br /> KPU kemudian putuskan Pilkada dilakukan 2 putaran dan Jokowi - Ahok head to head dengan Fauzi Bowo - Nara.<br /><br /> Diputaran ke dua ini tidak satupun lembaga survey berani mempublikasikan hasil survey dengan alasan Pilkada Jakarta sangat dinamis sehingga Survey pun tidak serta merta bisa menjadi rujukan.<br /><br /> Pilkada DKI sulit di prediksi karena beberapa hal. Pertama, akses informasi di Jakarta sangat cepat dan tanpa batas. Hasil survey, 60% atau sekitar 6,5 juta dari 11 juta penduduk DKI adalah pengguna internet Aktif (sosial media, media on line dll) dengan durasi rata rata 2 jam per orang perhari. <br /><br /> Kedua, pengelompokan politik dan ekonomi sangat beragam. Ke tiga, APBD DKI yg mencapai Rp 63 Trilyun pertahun dan perputaran uang sebesar Rp 2.000 Trilyun pertahun atau 70% dari total perputaran uang di Indonesia membuat Gubernur Jakarta menjadi sangat penting untuk diperebutkan oleh semua kekuatan politik dan ekonomi. Ke empat, penduduk Jakarta sangat majemuk.<br /><br /> Meyakini kemenangan Ahok hanya dari Survey 7 bulan sebelum Pilkada merupakan keyakinan yang sangat prematur. Begitu juga klaim 1 juta KTP tidak bisa menjadi tolak ukur bahwa Ahok pasti menang. Terlebih lagi karena hari ini belum ada lawan Ahok yang sudah resmi mendaftar.<br /><br /> Baiknya jangan terlalu fokus dan terlena pada hasil survey dan klaim 1 juta KTP, karena politik tdk sesederhana itu. Ada banyak faktor lain yang juga akan ikut menjadi penentu kemenangan Pilkada DKI yg juga harus diperhatikan. Dua faktor dan fakta yang akan ikut menentukan adalah fakta komposisi Etnis dan Agama, yaitu sebagai berikut :<br /><br /> Komposisi etnis. Jawa (tengah, jogja dan timur)<br /> 35,16%. Betawi 27,65%, Sunda 15,27%, Tiong Hoa 5,53%, Batak 3,61%, Minang 3,18% Melayu 1,62% dan sisanya etnis lain dari Papua, Dayak, Bugis, Maluku, Bali, hingga Aceh.<br /><br /> Komposisi Agama, 85,36% beragama Islam. 7,54% beragama Kristen. 3,15% beragama Katolik, Hindu 0,21% Budha 3,13% dan Kong Hu Cu 0,06%.<br /><br /> Bagaimana tim masing masing kandidat mampu mengelola, bersiasat dan mengatur taktik serta strategi kampanye pada dua faktor dan dua fakta di atas akan sangat menentukan siapa yang akan jadi pemenang.<br /><br /> Walau Pilkada masih 7 bulan lagi, tapi bisa di prediksi bahwa Kelompok Sektarian akan gunakan isu Agama, kelompok Primordial akan gunakan isu etnis. Kelompok Nasionalis dan Pro Demokrasi akan melawan kedua isu itu dengan argumentasi prestasi, kinerja, track record dan lain lain yang senafas dengan Nasionalisme dan Demokrasi.<br /><br /> Adian Napitupulu<br /> No Hp 081381358654

Pilkada Jakarta Itu Anomali

Unknown 0 01.14.00

Tahun 2011 Ahok yg saat itu menjabat anggota komisi II DPR RI dari Partai Golkar mengadu nasib dgn mencalonkan diri menjadi calon Gubernur DKI dari jalur perseorangan bersama 2 cagub perseorangan lainnya yaitu Faisal Basri dan Hendarman Soepandji. D… Baca selengkapnya »

Baca selengkapnya »

Kejujuran Putu Artha Contoh bagi Teman Ahok

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjes3FX_XSz1wilS0DlWPJT90upC_ZuM5wbpknRedCYChmFqSlDMynFONI3gowuhMYIgkS5rBFnPr9vkjmf54Dh7M5tDR0JuKvMtrs_W0bns32DUVvfx71krJXtjLoGPs-csfemk2tuiuo0/s1600/adian+putu.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjes3FX_XSz1wilS0DlWPJT90upC_ZuM5wbpknRedCYChmFqSlDMynFONI3gowuhMYIgkS5rBFnPr9vkjmf54Dh7M5tDR0JuKvMtrs_W0bns32DUVvfx71krJXtjLoGPs-csfemk2tuiuo0/s320/adian+putu.jpg" width="320" /></a></div> Walaupun disampaikan dalam group whatsapp yg terbatas tapi saya tetap menghargai dan berterima kasih atas keberanian Putu Artha mengatakan "Statement Adian Napitupulu benar semua".<br /><br /> Sikap Putu Artha adalah sikap satria yg harus di ikuti oleh teman ahok lainnya. Karena kejujuran Putu Artha maka seharusnya Putu Artha tidak sekedar menjadi penasehat politik bagi Teman Ahok tapi juga menjadi Teladan Moral Politik bagi Teman Ahok.<br /><br /> Terlepas dari hormat saya pada kejujuran Putu Artha, saya juga merasa perlu memberi catatan untuk Putu Artha bahwa selama ini saya tidak pernah berbicara di publik terkait kecenderungan Ahok memilih jalur Partai. Jadi bila klarifikasi Putu Artha pada pernyataannya "Statemen Adian Napitupulu benar semua" itu terkait dengan penilaian saya pada kecenderungan pilihan Ahok ke Partai Politik maka klarifikasi itu terlalu dipaksakan dan tdk sesuai fakta.<br /><br /> Pernyataan pertama saya terkait Ahok adalah dalam kapasitas saya sebagai orang yang diminta menyampaikan pesan dan arahan Presiden Jokowi pada Ahok agar Ahok melalui jalur Partai. Keinginan Presiden itu sudah disampaikan berulang kali oleh Presiden langsung pada Ahok. Terakhir Presiden menyampaikan arahan yang sama pada Ahok di Bandara Halim saat Ahok menjemput Presiden yang baru pulang dari Rusia. Ahok tentu tahu partai apa yang di maksud Presiden.<br /><br /> Pernyataan saya selanjutnya mengkritisi yang dilakukan oleh Teman Ahok terkait konsistensi Independen, biaya pengumpulan KTP, validitas 1 juta KTP, keuntungan Merchandise yg capai 1300% dalam satu tahun serta mempertanyakan upah kerja pada relawan Teman Ahok yg capai Rp 2,5 juta perbulan dan puluhan juta lainnya dalam bentuk barang seperti Hand Phone, Laptop dan Printer.<br /><br /> Adian Napitupulu<br /> No hp 081381358654

Kejujuran Putu Artha Contoh bagi Teman Ahok

Unknown 0 02.02.00

Walaupun disampaikan dalam group whatsapp yg terbatas tapi saya tetap menghargai dan berterima kasih atas keberanian Putu Artha mengatakan "Statement Adian Napitupulu benar semua". Sikap Putu Artha adalah sikap satria yg harus di ikuti oleh teman a… Baca selengkapnya »

Baca selengkapnya »

Buah Simalakama

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeUXm45FpkmHtWjOZlvu2DJz7xUDcQ9IvNOzaH66KxRN-2vrW9xijlMJiHH-Oj99GSdbVWxqfQxx645bRG74D24pQmpt26wTXvFKROdoX_2-2yMGfhb_WJSBR3yfeHKzOGjNANdl9_7MRo/s1600/TA.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeUXm45FpkmHtWjOZlvu2DJz7xUDcQ9IvNOzaH66KxRN-2vrW9xijlMJiHH-Oj99GSdbVWxqfQxx645bRG74D24pQmpt26wTXvFKROdoX_2-2yMGfhb_WJSBR3yfeHKzOGjNANdl9_7MRo/s320/TA.jpg" width="320" /></a></div> Perjalanan Teman Ahok sepertinya akan anti klimaks dan menciptakan blunder baru bagi Ahok, Teman Ahok, Heru dan orang2 yg memberikan pernyataan dukungan tertulis karena aneka janji manis yg di umbar teman Ahok selama 380 hari secara terus menerus.<br /><br /> Desain awal sang sutradara yg merekayasa lahirnya 5 super hero muda yg tidak pernah berlatih politik, sama seperti menonton film tentang anak muda culun yg tiba tiba jadi superhero karena di gigit laba laba yg teradiasi. Film yg enak di di tonton tapi sungguh tidak layak di percaya apalagi diikuti.<br /><br /> Untuk menilai sebuah cerita itu bohong atau tidak, cukup dengan menggunakan nalar. Semakin heroik sebuah cerita maka sebenarnya semakin besar kebohongan dibaliknya.<br /><br /> Cerita 5 anak muda yg tidak mengerti bisnis tapi tiba tiba sanggup mengelola modal 500 juta menjadi berlipat 1300% dalam waktu 1 tahun tentu cerita yg sangat Heroik. Cerita 5 anak muda yg mengumpulkan 770.000 KTP dalam 8 bulan lalu dibakar, kemudian mengumpulkan lagi 1 juta KTP baru lengkap dengan Formulir bertanda tangan hanya dalam waktu 90 hari tentu cerita yg amat sangat Heroik. Dua cerita yg heroik luar biasa itu tentu sangat dekat dengan kebohongan.<br /><br /> Teman Ahok lalu merayakan perolehan 1 juta KTP tanggal 20 juni, tapi lucunya hitung manual baru mereka lakukan tgl 29 juni, 9 hari kemudian. Nah lho, mana yg bohong, perayaannya yg bohong atau hitung manual nya yg bohong?<br /><br /> Kalau boleh mengilustrasikan, ini mirip kisah gadis ABG yg lugu dan polos. Kemudian datang germo yg menjanjikan mereka panggung penuh kilatan blitz kamera. Sang Germo memberi mimpi bahwa setelah populer maka uang segera menyusul.<br /><br /> Panggung disiapkan, kilatan foto dan wawancara silih berganti, uang menghampiri entah berapa banyak. Gemuruh sorak sorai dan pujian membuat ABG lugu semakin larut lalu mabuk terlena dan tidak mampu membedakan mana yg nyata mana yg palsu, mana yg benar dan mana yg bohong. Pelan tapi pasti gadis ABG itu sudah berubah menjadi "pelacur" politik baru, berbohong, menjebak, bersiasat, manipulatif tp tetap berwajah inoncent.<br /><br /> Buah simalakama telah dipetik, tak mungkin di rekat lagi ketangkainya. Dimakan, Ibu mati, tidak dimakan, Bapak yg mati. 1 juta KTP sudah di klaim, sulit meralatnya, walau aneh, kok bisa Ahok justru menjadi ragu ketika 1 juta KTP dari syarat minimal 525.000 KTP justeru sudah ada.<br /><br /> Ahok mulai berfikir ikut jalur partai justeru disaat klaim 1 juta KTP sudah di buatkan pestanya. Blunder! Keraguan Ahok menular dan membuat Rakyat berfikir, kenapa harus ragu jika dari 1 juta KTP itu tidak ada yang palsu. Aneh, saat Teman Ahok baru 5 orang, Ahok sangat yakin, tapi ketika Teman Ahok dengan ilmu Sun Go Kong nya bertambah berlipat jadi 1 juta kenapa yg muncul justeru keraguan.<br /><br /> Bagaimana siasat Teman Ahok ketika Ahok putuskan ikut jalur partai? Apa yg harus dilakukan?<br /><br /> Ada 1 modal yg harus dimiliki Teman Ahok dan ada 4 cara yg harus dipilih oleh teman Ahok untuk keluar dari blunder yg mereka ciptakan.<br /><br /> Modal yg harus dimiliki Teman Ahok adalah merubah wajah nya menjadi Muka Tembok yg tahan malu. Persis seperti muka tembok politisi politisi yg selama ini mereka benci dan caci maki.<br /><br /> Setelah merubah wajahnya menjadi muka Tembok maka Teman Ahok harus memilih 1 dari 4 cara ini:<br /><br /><ol> <li> Teman Ahok setujui Ahok dari jalur Partai tapi Teman Ahok harus rela di caci maki, dihina dina dan di bully para penyumbang dana dan pemberi ktp.</li> <li> Teman Ahok konsisten tidak setuju Ahok ikut jalur partai dan Teman Ahok memilih jadi golput kemudian meminta 1 juta pemilik KTP yg dikumpulkan untuk ikut Golput. Dari pilihan ini maka kemenangan Ahok terancam gagal.</li> <li> Teman Ahok setuju Ahok dari jalur Partai tapi Teman Ahok dengan muka tembok harus berani mengakui bahwa KTP yg terverifikasi tdk sampai 500 ribu dengan demikian syarat Independen tidak terpenuhi.</li> <li> Teman Ahok setuju Ahok dari jalur Partai. Teman Ahok tetap menahan malu tapi Heru sang calon wakil yg harus dimundurkan sehingga pencalonan Independen yg mensyaratkan pasangan Cagub dan Cawagub tdk bisa dilakukan.</li> </ol> <br /> Dari pilihan2 itu, yang pasti menjadi korban adalah Rakyat yg sudah percayakan KTP nya. Yg pasti menjadi korban adalah Demokrasi yg konon diperjuangkan oleh Teman Ahok. <br /><br /> Apapun yg kelak akan dipilih, korban pasti ada karena Buah Simalakama telah dipetik, tak mungkin direkatkan lagi ketangkainya.... tak mungkin tak ada korban. <br /><br /> Di sebelah sana, sang Germo akan mencari kandidat baru dengan gadis gadis ABG yg lugu, polos yg bisa jadi tontonan dan bisa menghasilkan uang tentunya walau mungkin dengan skenario yg berbeda.<br /><br /> Adian Napitupulu<br /> No Ho 081381358654<br /><br /> <i>Semua tempat adalah sekolah, semua orang adalah guru, semua peristiwa adalah ilmu.</i>

Buah Simalakama

Unknown 1 01.37.00

Perjalanan Teman Ahok sepertinya akan anti klimaks dan menciptakan blunder baru bagi Ahok, Teman Ahok, Heru dan orang2 yg memberikan pernyataan dukungan tertulis karena aneka janji manis yg di umbar teman Ahok selama 380 hari secara terus menerus. … Baca selengkapnya »

Baca selengkapnya »